Kondisi lingkungan yang
dikelilingi bukit, menentukan juga terhadap mata pencaharian masayarakatnya.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat cimanggu adalah sebagai petani dan
buruh tani. Lezet (Labu Siam) adalah salah satu tanaman yang banyak ditanam
oleh masyarakat desa Cimanggu, selain Cengkeh, Tomat, Buncis, Paprika. Harga
lezet di pasar berkisar Rp. 4000/kg. Kebiasaan masyarakat Cimanggu langsung
menjual hasil panen lezet ke Bandar. Ketika harga lezet ini turun terkadang
masyarakat tidak menjualnya bahkan sampai banyak yang terbuang dijalanan atau
di kebun sampai busuk. Bahkan ketika kemarau itu tiba, ukuran lezet menjadi
lebih kecil atau bahkan kering.
Hal tersebut pula yang
menjadi sebuah kekhawatiran sebagian masyarakat akan kemubadziran dari hasil
panen para petani. Ide kreatif muncul dari salah seorang warga Cimanggu yang
dulunya pernah mengikuti pelatihan Tata Boga. Ide kreatif tersebut adalah
mengubah lezet dari sistem panen-jual, menjadi panen-olah-jual serta mengubah
lezet menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi, yaitu
mengubah Lezet menjadi Brownis Lezet atau sering disebut dengan BronZet.
Sama halnya dengan
Brownis biasanya, yang membedakan BronZet dengan Brownis lainnya yaitu BronZet
memiliki tekstur yang lebih lembut, memiliki warna hijau muda alami dan yang
pastinya mengandung sayuran yang sama sekali tidak terasa rasa lezetnya, sehingga
bagi kamu kamu yang kurang suka sayur bisa nih untuk mencoba BronZet, sehingga
tubuh kamu tidak kekurangan kandungan yang ada pada sayur.
Selain BronZet, ada juga
ide Kreatif dalam Pemanfaatan Lezet di desa Cimanggu, mau tahu??? Pantengin
terus web ini dan nantikan informasi-informasi selanjutnya, bye....
No comments:
Post a Comment